Pameran International Art, Creativity and Engineering Exhibition (I+ACEH) 2016 bakal digelar pertengahan Juli tahun ini. Kegiatan pameran inovasi yang sudah memasuki tahun kedua ini merupakan even terbesar sesumatera dan satu-satunya even inovasi di Indonesia yang diakui oleh organisasi perkumpulan inovasi dunia, World Invention and Intellectual Property Association (WIIPA).
Hingga awal Mei 2016, dari jumlah peserta yang sudah mendaftarkan produk dan konsep inovasinya, 50 persen diantaranya berasal dari universitas di Pulau Jawa, sedangkan selebihnya 40 persen dari luar negeri diantaranya Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, China, Bangladesh, Mesir dan Taiwan. Sementara itu, peserta lokal Aceh masih 10 persen saja. Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia, Prof Adjunct Marniati SE MKes memaparkan bahwa ada masalah dengan kreativitas dan daya inovasi di tingkat SMA dan perguruan tinggi di Aceh, sehingga belum terbiasa dengan karya-karya yang bersifat inovatif. Hal ini menyebabkan kurangnya kreativitas di kalangan para pelajar dan mahasiswa. Sangat disayangkan jika even internasional seperti ini minim partisipasi peserta dari Aceh, padahal even ini sudah memasuki tahun kedua. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, peserta lokal Aceh tahun ini belum mengalami peningkatan.
“hal in harus menjadi perhatian serius Pemerintah Aceh, sebab inovasi adalah dasar bagi generasi bangsa untuk membangun analisa menciptakan hal-hal yang baru, sehingga mudah bagi mereka nantinya menjadi entrepreneur bukan hanya sebagai pencari kerja semata. Belum lagi jika melihat ranking pendidikan Aceh yang masih rendah. Di mana inovasi juga menjadi salah satu indikatornya,”papar Rektor.
Sejumlah Negara maju seperti Jepang dan China menjadi besar karena inovasi dan kreativitas warga mereka. Hal ini patut menjadi contoh bagi kita. Harapannya, ke depan Kepala Dinas Pendidikan menaruh perhatian akan hal ini sehingga dapat meningkatkan prestasi dunia pendidikan di Aceh